Mikrobiologi Pangan
oleh : Aulia Shabrina K, Shelly Andrianty, Rodhia Dara Albike, Musthikanigtyas R, Nuriska Yulianingsih.
oleh : Aulia Shabrina K, Shelly Andrianty, Rodhia Dara Albike, Musthikanigtyas R, Nuriska Yulianingsih.
FOOD
SPOILAGE
Kerusakan Susu
oleh Bakteri Pseudomonas
Menurut
Hadiwiyoto (1994), susu adalah cairan yang berwarna putih yang diperoleh dari
pemerahan hewan menyusui, yang dapat didiamkan atau digunakan sebagai bahan
pangan yang sehat, serta padanya tidak dikurangi komponen-komponennya atau
ditambah bahan-bahan lain.
Menurut Standart Nasional Indonesia (1997), definisi
susu murni adalah cairan yang berasal
dari ambing sapi sehat dan bersih, yang diperoleh dengan cara pemerahan yang
benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan
belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan susu segar adalah susu murni yang
disebutkan diatas dan tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses
pendinginan tanpa mempengaruhi kemurniannya.
Susu menurut Direktorat Jenderal Peternakan
(1983) adalah cairan yang berasal dari ambing sapi yang sehat, dengan pemerahan
yang sempurna dan benar tanpa menambah atau mengurangi sesuatu komponen
(Nurliyani dkk, 2008).
Sedangkan menurut Buckle dkk (1987), dari segi
gizi, susu merupakan makanan yang hampir sempurna dan merupakan makanan alamiah
bagi binatang menyusui yang baru lahir, dimana susu merupakan satu-satunya
makanan pemberi kehidupan setelah melahirkan.
Sumber susu untuk kebutuhan makanan yang
paling umum di negara-negara seperti Australia, Inggris, Amerika, dan Indonesia
adalah sapi. Walaupun ada Negara lain yang menggunakan domba dan kambing
sebagai produk penghasil susu. Namun selama berabad-abad sapi selalu dipilih
untuk produksi susu yang tinggi, sehingga sekarang sapi perah adalah salah satu
penghasil susu yang paling efisien (Buckle, 2009).
2.1
Komponen susu
Menurut Buckle dkk (1987), rata-rata
komposisi air susu untuk semua kondisi dan jenis sapi perah adalah : 3,9 %
lemak ; 3,4% protein ; 4,8% laktosa ; 0,72% abu dan 87,10% air. Disamping itu
juga terdapat bahan lain dalam jumlah sedikit seperti sitrat, enzim,
fosfolipid, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C.
Menurut Hadiwiyoto (1994), komposisi
air susu secara umum:
1)
Protein
Protein susu terdiri atas kasein, laktalbumin,
dan laktaglobulin. Kasein merupakan protein yang terbanyak jumlahnya daripada
laktalbumin dan laktaglobulin.
2)
Lemak susu
Lemak merupakan komponen susu yang penting
seperti halnya protein, lemak dapat memberikan energi lebih besar daripada
protein maupun karbohidrat. Satu gram lemak dapat memberikan ± 9 kalori, di
dalam susu lemak terdapat sebagai globula atau emulsi.
3)
Hidrat Arang
Dalam susu, hidrat arang paling banyak
terdapat dalam bentuk gula disakarida, yaitu laktosa. Gula susu mempunyai
kemanisan seperenam (1/6) dari kemanisan gula tebu (sukrosa).
4)
Garam-garam mineral
Konsentrasi mineral dalam susu kurang dari 1%,
mineral ini larut dalam susu dan kasein. Garam mineral yang penting adalah
kalsium, sodium, potassium dan magnesium (Widodo, 2003).
5)
Vitamin
Susu mengandung vitamin-vitamin yang larut
dalam lemak, yaitu vitamin A,D, E serta sedikit vitamin K. Susu juga mengandung
berbagai vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B komplek.
6)
Air
Komponen terbanyak susu adalah air, jumlahnya
mencapai 64,89 %.
7)
Enzim
Enzim adalah katalisator biologik yang dapat
mempercepat reaksi kimiawi. Susu mengandung beberapa enzim, antara lain lipase,
posterase, peroksidase, katalase, dehidrogenase, dan laktase.
2.3 Karakteristik Pseudomonas
Pseudomonas adalah
bakteri aerob tetapi dapat mempergunakan nitrat dan arginin sebagai elektron
dan tumbuh sebagai anaerob yang berbentuk batang, gram negatif, bergerak dengan
flagel. Dapat ditemukan satu-satu, berpasangan, dan kadang-kadang membentuk
rantai pendek, tidak mempunyai spora, tidak mempunyai selubung (sheath) serta mempunyai flagel monotrika
(flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak. Bakteri ini berukuran
0,8-1,2μm. Beberapa galur memproduksi pigmen larut air, tumbuh baik pada
37°C-42°C.(Jawetz dkk., 2001).
Bakteri Pseudomonas biasanya terdapat
dalam air susu mentah yang belum dipasteurisasi (Vollk dan Wheeler, 1993).
Selain itu juga sebagai sumber kontaminasi pada puting susu secara langsung
oleh manusia (Supardi dan Sukamto, 1999).
Pseudomonas terdapat
dalam flora usus normal dan kulit manusia dalamjumlah kecil. Bakteri ini dapat
menyebabkan infeksi pada orang yang mempunyai ketahanan tubuh yang menurun,
yaitu penderita luka bakar, orang yang sakit berat atau dengan penyakit
metabolik atau orang yang sebelumnya memakai alat-alat bantu kedokteran seperti
kateter ( pada penderita infeksi saluran kemih ) dan respirator ( pada
penderita pneumonia ) (Anonim,1994).
Pseudomonas menghasilkan satu
atau lebih pigmen, yang dihasikan dari asam amino aromatic seperti tirosin dan
fenilalanin. Beberapa pigmen tersebut antara lain:
·
Piosianin, pigmen
berwarna biru, dihasilkan strain piosianogenik. Warna biru ini disebabkan
oleh bakteri Pseudomonas suncyanea atau Streptococcus lactis, sedangkan
oleh kapang disebabkan oleh Geotridium sp.
·
Pioverdin, pigmen
berwarna kuning. Warna kuning ini disebabkan oleh pertumbuhan Pseudomonas shynctha atau Flavobacterium sp.
·
Piorubin,
pigmen berwarna merah. Warna merah ini disebabkan oleh Serratia marcescens, atau Micrococcs roseus dan Torula glutinis.
·
Piomelanin,
pigmen berwarna coklat. Warna
coklat ini akibat pertumbuhan Pseudomonas
fluorescens.
Piosianin,
piorubin, dan piomelamin tidak berfluoresensi serta larut dalam air. Strain
yang tidak menghasilkan piosianin disebut apiosianogenik. Kebanyakan strain
membentuk koloni halus bulat dengan warna fluoresensi kehijauan, yang merupakan
kombinasi pioverdin dan piosianin (Khusniati, 2005).
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Komposisi kimia susu yang lengkap
seperti lemak, laktosa, protein, dan lainnya, memungkinkan adanya anggapan
bahwa susu berperan sebagai medium yang baik bagi pertumbuhan mikrobia
merugikan. Susu yang dihasilkan pada ambing sapi pada hakekatnya steril,
setelah melewati kelenjar puting baru terjadi kontaminasi oleh mikroba. Hal itu
disebabkan selain karena terdapat susu sisa (lebih kurang 10% dari volume susu
total), atau karena puting mengalami pengendoran pasca pemerahan berulang. Oleh
karena itu, susu yang diperoleh sesudah pemerahan selalu mengandung sejumlah
bakteri pencemar yang macam dan jumlahnya tergantung pada lingkungan, patologi
hewan (kesehatan), peternakan, peralatan, dan personil yang berhubungan dengan
pengumpulan, penyimpanan dan transportasi susu.
Alasan susu disukai mikroba antara lain :
1) pH susu
mendekati normal sekitar 6, 6-6, 8.
2)
Susu mengandung gizi yang sangat baik untuk pertumbuhan makhuk hidup termasuk
mikroba.
3)
Kadar air yang tinggi sekitar 85%.
Susu yang diperah secara higienis
dari hewan yang sehat sebetulnya mengandung kontaminan mikroba dalam jumlah
yang rendah. Namun dalam perjalanan menuju tempat pengolahan lanjutan, susu
mudah tercemar mikroba. Selama proses pengolahanpun, ancaman kontaminasi
bakteri tetap ada, terutama bila peralatan yang digunakan tidak steril.
Kerusakan pada susu ditandai dengan pembentukan gas, penggumpalan, lendir,
tengik, dan perubahan rasa. Penggumpalan dan pembentukan lendir pada susu
disebabkan oleh bakteri dan juga terbentuknya asam pada susu. Asam yang
terbentuk terjadi karena oleh pemecahan protein susu oleh bakteri pemecah
protein. Bau busuk yang disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pemecah protein
menjadi senyawa-senyawa berbau busuk.
Pseudomonas merupakan bakteri yang akan
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan seperti susu. Pseudomonasakan menghidrolisa air susu yang diikuti oleh
pembentukan aroma getir. Sedangkan lemak pada susu akan mengalami dekomposisi
sehingga menimbulkan bau tengik dan rasa yang menyimpang akibat enzim lipase
yang dihasilkan oleh Pseudomonas. Pseudomonas flourescens
dalam susu juga akan menyebabkan reaksi alkalis pada susu yang membentuk
amoniak dan urea, karbohidrat dan juga asam organic. Selain itu, perubahan
warna pada susu dapat disebabkan oleh bakteri Pseudomonas yang
berbeda jenis, diantaranya warna
coklat akibat pertumbuhan Pseudomonas
fluorescen, warna kuning disebabkan oleh pertumbuhan Pseudomonas shyncthadan
dan warna biru disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
suncyane.
Mekanisme kerusakan
oleh Pseudomonas
sp berkaitan dengan enzim
proteolitik dan lipolitik yang dihasilkannya, yang berfungsi memecah protein
dan lemak yang ada dalam bahan pangan. Bau busuk yang dihasilkan dari emisi gas etil atau ester metil,
komponen sulfide, pemecahan asam lemak rantai pendek dan pemecahan protein oleh
protease yang membentuk H2S, ammonia dan senyawa-senyawa amin
seperti diamin kadaverin dan putesin serta beberapa volatile sulfide.
Pembentukan lendir disebabkan karena pembentukan biofilm pada permukaan pangan
serta adanya akumulasi eksopolisakarida dari dinding pangan yang melunak akibat
adanya proses degradasi dari enzim protease dan lipase yang dihasilkan oleh Pseudomonas sp. Perubahan warna terjadi karena adanya pembentukan Hidrogen sulfide (H2S)
dan trimethylamine serta disebabkan fosforensi yaitu timbulnya warna karena
adanya pigmen yang dihasilkan oleh mikroba.
Pseudomonas sp pada susu akan menguraikan protein menjadi asam amino dan merombak
lemak dengan enzim lipase, sehingga susu menjadi asam dan berlendir. Untuk
jenis Pseudomonas fluorescen dapat memproduksi protease yang
stabil pada panas sehingga menyebabkan gelatin pada susu mentah.
Pemilihan mikroorganisme indikator kebusukan bervariasi
tergantung dari jenis produk. Untuk
daging segar yang belum diolah, dimana kebusukan biasanya disebabkan oleh
bakteri gram negatif berbentuk batang seperti Pseudomonas, biasanya ditetapkan jumlah hitungan cawan pada suhu 20
0C selama tiga hari menggunakan Plate Count Agar (PCA).
Beberapa bakteri yang bersifat oksidase positif kuat,
misalnya Pseudomonas, Achromobacter,
dan Alcaligenis, sedangkan yang
bersifat oksidase lemah misalnya Enterobacter,
Escherichia, dan Proteus. Pseudomonas dan Achromobacter dapat tumbuh pada suhu pendinginan dan sering
menimbulkan ketengikan pada produk-produk yang disimpan pada suhu rendah
seperti mentega, lard, daging dan makanan-makanan berlemak lainnya. Bakteri yang bersifat oksidase positif sering
ditemukan di dalam susu dan produk-produk susu molase dan silase jagung.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Susu adalah cairan yang berwarna putih
yang diperoleh dari pemerahan hewan menyusui yang dapat didiamkan atau
digunakan sebagai bahan pangan yang sehat serta padanya tidak dikurangi
komponen komponennya atau ditambah bahan-bahan lain.
Pseudomonas merupakan bakteri aerob tetapi dapat
mempergunakan nitrat dan arginin sebagai elektron dan tumbuh sebagai anaerob
yang berbentuk batang, gram negatif, bergerak dengan flagel , terdapat dalam
air susu mentah yang belum dipasteurisasi, Pseudomonas terdapat dalam
flora usus normal dan kulit manusia dalam jumlah kecil. Bakteri ini dapat
menyebabkan infeksi pada orang yang mempunyai ketahanan tubuh yang menurun.
Mekanisme kerusakan oleh Pseudomonas sp berkaitan dengan enzim proteolitik dan lipolitik yang dihasilkannya
yang berfungsi memecah protein dan lemak yang ada dalam bahan pangan. Pseudomonas sp pada susu akan menguraikan protein menjadi asam amino dan merombak
lemak dengan enzim lipase sehingga susu menjadi asam dan berlendir.
Oleh karena itu perlu
adanya penanganan lanjutan dalam memproduksi susu segar agar susu aman di
konsumsi, terhindar dari tumbuhnya bakteri yang tidak menguntungkan dan
memiliki daya simpan yang panjang. Penambahan proses pengolahan tersebut bisa
dengan di pasturisasi, di olah dengan cara Ultra
High Temperature, pendinginan dan alian sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar
Hi ! feel free to comment ya !