Cuaca yang sangat buruk sedang menghantui wilayah Manila dan sekitarnya baru-baru ini. Menginjak bulan Agustus, badai Tropis Gander datang menghembuskan angin yang tidak pernah aku temui di Indonesia. Giliran sang badai berlalu, kni berganti hujan lebat yang diikuti dengan angin kencang datang menempati celah-celah kosong dan dataran rendah di wilayah Metro Manila. Alhasil sebagian daerah terendam dan banyak merenggut korban jiwa. Bahkan kondisi ini memaksa pemerintah Filipina untuk meliburkan semua sekolah, perguruan tinggi dan Institusi pemerintahan hingga akhir pekan minggu ini.
Mendengar berbagai kabar diluar sana membuat kita 4 mahasiswa dari Indonesia berinisiatif untuk ikut serta dalam membantu mahasiswa UPD (University of Philippines Diliman) menyalurkan bantuan ke wilayah Metro Manila yang tergenang banjir. Sebelas dua belas dengan ibu kota Indonesia, Jakarta. Manila juga rentan banjir, tapi hal ini disebabkan karena hujan yang sangat bersahabat, bahkan kali ini hampir 4 hari berturut-turut hujan deras tak kunjung reda. Tak heran masyarakat disini gemar mengantongi payung kemanapun mereka pergi, entah itu cowok ataupun cewek. Bahkan payung adalah alat yang paling terkenal disini untuk mereka yang banyak menggunakan kendaraan umum dan berjalan untuk pergi kemanapun.
Dua wilayah yang kali ini menjadi tujuan Kami adalah Marikina dan Passig City. Wilayah inilah yang paling dekat dengan sungai yang saat ini meluap.
Menengok Banjir yang Menerjang Metro Manila
Intramuros-Manila menikmati suasana Eropa di tengah kota Manila
03 Agustus 2012
Salah satu tujuan wisata ketika berkunjung
ke Manila adalah Intramuros atau Walled City, sebuah kota tua nan elok
yang berada di timur kota Manila. Ratusan wisatawan baik dari domestik
dan mancanegara berkunjung ke area tembok pertahanan yang tebalnya lebih dari satu meter itu memiliki
panjang 4,5 kilometer, dan kokoh berdiri di atas tanah seluas 64 hektar ini setiap harinya
karena inilah tujuan wisata utama dan merupakan kebanggan dari kota
Manila.
Sejarah Inramuros dimulai ketika bulan Juni 1571 Spanyol di bawah Miguel
Lopez de Legazpi mendirikan kota Manila yang menjadi pusat kekuasaan
Spanyol di Filipina selama lebih dari 300 tahun. Untuk menghindari
serangan dari bajak laut China, Jepang dan serangan Belanda serta
Portugis, Legazpi membangun benteng untuk melindungi kota tersebut. Benteng itu kukuh membentengi kota. Makanya kota di dalam benteng itu
kemudian dikenal dengan nama Intramuros. Dalam bahasa Spanyol,
Intramuros berarti 'di dalam dinding atau benteng'. Intramuros menjadi
wilayah yang sangat penting karena di dalam kota kecil tersebut Raja
Spanyol Philip II menempatkan semua pusat politik, budaya, pendidikan,
perdagangan, dan agama. Intinya di situlah pusat kekuasaan Spanyol di
wilayah Timur bertakhta. Bukan itu, saja. Semua orang kaya di Asia
ditempatkan di kota yang juga dikenal sebagai Ciudad Murada atau Kota
Bertembok. Jejak-jejak kemasyuran Intramuros masa lalu masih
dapat ditemukan. Gedung pemerintahan Spanyol masih berdiri dengan sangat
megah tidak jauh dari Gereja Katedral Manila yang dulunya merupakan
pusat keagamaan Intramuros dan Spanyol di Timur secara keseluruhan.
Golden Mosque
01 Agustus 2012
Al-Dahab Golden Mosque, masjid kubah emas merupakan masjid terbesar di Metro Manila yang dijadikan sebagai Islamic Center di Manila khususnya daerah Quiapo. Quiapo merupakan salah satu daerah umat muslim Manila selain di San Juan city. Menuju ke Quiapo dari Quezon city memerlukan waktu kurang lebih 45 menit, dengan mengendarai 1 tricycle dan 2 jepney. Dari Krus na Ligas Salvador Street tempat dimana aku tinggal, naik tricycle sampai Philchoa dengan hanya merogoh kocek 8 Peso (sekitar 2000 rupiah). Kemudian dari Phillchoa naik Jepney menuju MRT Quezon avenue station 8 Peso, lalu dari MRT berganti Jepney lagi seharga 14 Peso menuju Quiapo dan turun di Globe de oro street. Sebenarnya kita bisa menuju Quiapo hanya dengan mengendarai Bus di pemberhentian daerah Philchoa.
Letaknya yang berada di sudut perkampungan Islam dan pasar rakyat Qiapo membuat kondisinya begitu miris jika dibandingkan dengan masjid kubah emas di Depok, Jakarta dan masjid kubah emas lain yang ada di dunia. Jauh dari kesan bersih meski kita tahu islam mengajarkan bahwa Jagalah kebersihan karena Kebersihan adalah sebagian dari Iman. Namun, sepertinya karena kondisi ekonomi rakyat sekitar Quiapo dan karena lokasi yang dekat dengan pasar itulah yang membuat kebersihan lingkungan masjid dan dalam masjid tidak terjaga. Meski bangunannya masih kokoh berdiri menantang kerasnya kehidupan di Manila dan tegap menyejukan setiap insan yang datang kesana.Sangat terharu memang, apalagi melihat di dekatnya berdiri Gereja yang sangat megah dan resik terletak di tepi jalan raya. Pasti siapa saja umat muslim dari Indonesia yang sedang melancong ke Filipina, bakal meneteskan air mata sesampainya kita disana. Terharu karna akhirnya bisa mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, kerinduan akan suara Adzan terobati, dan kebutuhan akan sholat berjamaah terpenuhi. Sungguh suatu nikmat yang sangat langka dan jarang di temukan di negara yang mayoritas penduduknya 98% beragama Kristen.
Jika menengok di belakang masjid ini, kita akan disuguhkan dengan perkampungan masyarakat islam yang sangat kumuh, rumah-rumah susun yang dibuat dari triplek(kayu tipis), sungguh tidak membayangkan apa yang akan terjadi jika badai yang setiap tahun menyapu wilayah Filipina seperti bulan Mei hingga September bagaimana mereka bisa bertahan dengan lingkungan dan kondisi seperti itu.Sedangakan bila kita menengok keluar disana berjajar pasar-pasar yang menjual pernak-pernik Islam, ,akanan halah, ruko dan banyak orang berjilbab berdagang di wilayah itu.
Letaknya yang berada di sudut perkampungan Islam dan pasar rakyat Qiapo membuat kondisinya begitu miris jika dibandingkan dengan masjid kubah emas di Depok, Jakarta dan masjid kubah emas lain yang ada di dunia. Jauh dari kesan bersih meski kita tahu islam mengajarkan bahwa Jagalah kebersihan karena Kebersihan adalah sebagian dari Iman. Namun, sepertinya karena kondisi ekonomi rakyat sekitar Quiapo dan karena lokasi yang dekat dengan pasar itulah yang membuat kebersihan lingkungan masjid dan dalam masjid tidak terjaga. Meski bangunannya masih kokoh berdiri menantang kerasnya kehidupan di Manila dan tegap menyejukan setiap insan yang datang kesana.Sangat terharu memang, apalagi melihat di dekatnya berdiri Gereja yang sangat megah dan resik terletak di tepi jalan raya. Pasti siapa saja umat muslim dari Indonesia yang sedang melancong ke Filipina, bakal meneteskan air mata sesampainya kita disana. Terharu karna akhirnya bisa mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran, kerinduan akan suara Adzan terobati, dan kebutuhan akan sholat berjamaah terpenuhi. Sungguh suatu nikmat yang sangat langka dan jarang di temukan di negara yang mayoritas penduduknya 98% beragama Kristen.
Jika menengok di belakang masjid ini, kita akan disuguhkan dengan perkampungan masyarakat islam yang sangat kumuh, rumah-rumah susun yang dibuat dari triplek(kayu tipis), sungguh tidak membayangkan apa yang akan terjadi jika badai yang setiap tahun menyapu wilayah Filipina seperti bulan Mei hingga September bagaimana mereka bisa bertahan dengan lingkungan dan kondisi seperti itu.Sedangakan bila kita menengok keluar disana berjajar pasar-pasar yang menjual pernak-pernik Islam, ,akanan halah, ruko dan banyak orang berjilbab berdagang di wilayah itu.
20 Juli 2012
Cinta itu suci datang dari Nya…
Biarkan ia tetap suci menurut kehendakNya…
Karena memupuknya sebelum ada ikatan diantara keduanya…
Hanya akan menambah derita bagi hati yang ingin terjaga..
Biarkan cinta itu bermuara dengan sendirinya...
Kalaulah memang dia
Sahabat saudaraku fillah...
Adakalanya kita begitu yakin bahwa kehadiran seseorang akan memberi sejuta makna bagi isi jiwa. Sehingga...Saat seseorang itu hilang begitu saja...Masih ada harapan agar dia kembali...Walaupun ada kata- kata dan sikapnya yang menyakitkan hati...Akan selalu ada beribu kata maaf untuknya...
Masih ada beribu penantian walau tak pasti...
Masih ada segumpal keyakinan bahwa dialah jodoh yg dicari sehingga menutup pintu hati dan sanubari untuk yang lain.
Sementara dia yang jauh di sana mungkin sama sekali tak pernah memikirkannya.
Haruskah mengorbankan diri demi hal yang sia-sia???
Sahabat saudaraku fillah…
Masih ada sejuta asa, masih ada sejuta makna,masih ada pijar bintang dan mentari yang akan selalu bercahaya di lubuk jiwa dengan menjadi bermakna dan bermanfaat bagi sesama...
Ketika diri bertanya bagaimana dengan cinta yang masih ada?
Biarkan ia tetap ada sebesar apapun kita berusaha menghapusnya, kenyataannya tidak akan bisa..
Browne :)
26 Juni 2012
(asza)Dear My little angle......
Thank you for all that you gave to me, for all the wonderful memories,
for all the opportunities that often we spent together,
above all the way you make me happy and above all your affection that you have not said but always implied in every actions you put.
I'm very happy with you through the days, had become part of your life, and always there for you. Although we are not meant to be together. but if you're happy, I was also happy....
I'm very happy with you through the days, had become part of your life, and always there for you. Although we are not meant to be together. but if you're happy, I was also happy....
Mengantuk dan Pola Makan Mahasiswa
03 Mei 2012
Pernah tidak menyimak kebiasaan para mahasiswa saat ini,
bahkan jaman dahulu pun seperti itu. Mengantuk ketika sedang melaksanakan
perkuliahan. Jam-jam yang paling nyaris membuat mahasiswa gelagapan dan
tertidur diruang kuliah adalah jam kuliah pagi 06.30 dan jam kuliah siang
12.20. Apalagi jika dosennya stuck di
kursi sambil membacakan slide. Itu sungguh membuat mahasiswa bosan dan
mengantuk pastinya karna efek begadang semalam. Namun jika dikaji dari sisi
konsumsi makanan, kebiasaan mengantuk dikelas itu tidak hanya karna dosen
membosankan saat memberi materi, tidak juga karna lama begadang ngerjain laporan seharian. Mari kita kaji
bersama-sama.
Dalam kalangan mahasiswa salah satu penyebab mengantuk
saat perkuliahan tidak menutup kemungkinan disebabkan oleh konsumsi makanan
yang terlalu banyak, karna pada dasarnya mengantuk merupakan salah satu tanda
yang diberikan oleh tubuh agar seseorang beristirahat.
Menurut pendapat salah satu Dokter ahli gizi yaitu dr.Een Hendarsih Sp.PD bahwa lapar adalah sinyal bahwa
tubuh mulai kehabisan bahan bakar/karbohidrat untuk beraktivitas. Sinyal itulah
yang mengarahkan seseorang agar makan. Namun, sekalipun sangat lapar, tak
seharusnya seseorang melahap makanan banyak-banyak. Sebab, daya tampung lambung
terbatas. Bila makanan yang masuk ke tubuh terlalu banyak, lambung menjadi
sangat penuh. Dalam kondisi begitu, konsentrasi utama tubuh hanya mengurai
makanan tersebut. Sedangkan untuk mengurai makanan diperlukan oksigen.
Bila
sebagian besar oksigen digunakan untuk mengurai makanan, organ tubuh lain akan
kekurangan O2. Salah satunya otak. Dampaknya, otak akan menguap terus dan tidak
dapat berfikir secara optimal. Dalam kondisi begitu, konsentrasi untuk
menjalankan aktivitas tentu turun. Dampak lainnya, kekenyangan memunculkan
gangguan pada perut. Seperti sebah, mual dll.
Selain itu, menurut pendapat salah satu dokter
dr.Isnaini.S.Ked menyatakan bahwa Alasan seseorang mengantuk setelah makan
adalah neuron orexin. Neuron ini berada di hipotalamus yang merupakan bagian
dari otak yang mengatur banyak proses serta hampir semua hormon. Ketika kadar
gula darah meningkat, hal ini mengakibatkan kerja dari neuron orexin dihambat.
Akibatnya seseorang akan merasa mengantuk karena kinerja neuron orexin yang
bertanggung jawab untuk mengontrol seseorang agar tetap terjaga dihambat.
Tapi jika selalu mengantuk sehabis makan itu pertanda ada
yang salah dalam makanannya, enzimnya atau kondisi kadar gula darahnya.
Kebanyakan beberapa masyarakat dan mahasiswa kurang memperhatikan pola makan
dan kurang mengerti akan cara menggabungkan makanan agar dapat digunakan oleh
tubuh sebagai nutrisi (food combining). Beberapa jenis makanan
membutuhkan enzim tersendiri agar bisa dicerna seperti protein memerlukan protease,
karbohidrat memerlukan amilase dan lemak memerlukan lipase. Ketika seseorang
mengonsumsi protein dan karbohidrat secara bersamaan, maka bisa menimbulkan
konflik enzim dalam pencernaan. Usahakan untuk menggabungkan protein dengan
sayuran non-pati (sayuran berwarna hijau, tapi bukan kentang atau wortel),
menggabungkan karbohidrat dengan sayuran, biji-bijian, mengonsumsi buah saja
atau mengonsumsi beberapa persen makanan mentah atau dikukus. Penggabungan
makanan ini bisa membuat seseorang merasa kurang mengantuk dan menambah lebih
banyak energi.
“coba kamu
bayangkan bagaimana racun dalam rokok diolah bersamaan dengan makanan dalam
proses pencernaan????”
Hal tersebulah yang menyebabkan fungsi enzim menjadi
berantakan atau orang tersebut akan kekurangan enzim, Pada Saat seseorang
sedang makan, enzim tubuh bekerja sangat keras agar dapat mencerna semua
makanan yang masuk. Karena terlalu keras bekerja, tubuh merasa lelah dan
seharusnya saat lelah makanan yang dimakan bisa memberikan energi. Tapi bagi
orang yang kekurangan enzim yang disebabkan oleh rokok, makanan yang dimakan
tidak bisa jadi energi karena ada gangguan penyerapan zat gizi. Akibatnya saat
enzim lelah, tidak ada asupan energi sehingga membuat seseorang menjadi
mengantuk. Hal tersebutlah yang menyebabkan beberapa mahasiswa mengatuk saat
perkuliahan. Efek ngantuk ini dapat menurunkan konsentrasi belajar sehingga materi
yang diberikan oleh dosen sering menjadi ga masuk salam syaraf otak dan
pendengaran kita.(sha)
Dibalik Metode Diet Rendah Karbohidrat.
Karbohidrat umumnya
mempunyai porsi 45-60% dari total makanan yang kita makan. Para ahli
menasehatkan agar tiap orang dewasa memakan paling tidak 120-125 gram
karbohidrat setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tentu ini juga
tergantung lokasi dan jenis aktifitas.
Jika konsumsi
karbohidrat kita berlebih dan aktifitas fisik kita sedikit, kelebihan
karbohidrat akan diubah menjadi lemak. Kelebihan lemak akan memicu kelebihan
berat badan dan resiko kesehatan lainnya.
Mengurangi asupan karbohidrat dan menambah protein dengan
harapan akan membantu tubuh membakar lemak lebih. Tetapi apabila hal itu
dilakukan terus menerus, maka pada saat proses katabolik, yang mana protein
diubah menjadi glucose sebagai energy, protein akan diambil dari otot yang akan
menyebabkan berkurangnya massa otot. Dan pada saat perubahaan protein menjadi
glucose itu menghasilkan sisa buangan berupa nitrogen yang harus dibuang
melalui urine dan keringat. Nitrogen yang dibuang melalui urine ini jelas akan
membebani ginjal. Jadi semakin rendah asupan karbohidrat, semakin tinggi
intensitas latihan dan semakin banyak protein yang dikonsumsi, dalam waktu yang
lama, akan merugikan ginjal kita. Banyak minum air yang diharapkan akan
melancarkan proses ginjal, juga akan membebani ginjal apabila diet seperti ini
diteruskan karena sisa buangan tersebut tetap harus melewati ginjal kita.
Jadi sebaiknya
berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui cara diet yang cocok untuk
tubuh kita. Karena kemampuan metabolisme dan kondisi tubuh setiap orang
berbeda-beda.(sha)
Evaluasi Gizi Protein dan Lemak
01 Mei 2012
GIZI DAN EVALUASI PANGAN
EVALUASI PROTEIN DAN LEMAK
oleh: Aulia Shabrina, Shelly Andrianty, Rodia Albike
PROTEIN
A.
Protein
Protein merupakan salah satu kelompok
bahan makronutrien. Tidak seperti bahan makronutrien lainnya (karbohidrat,
lemak), protein ini berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul
daripada sumber energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan
energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi.
Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain mengandung N, C,
H, O, kadang mengandung S, P, dan F
B.
Metode
Evaluasi Gizi Protein
1.
Analisa
protein dengan secara in vivo
Protein adalah bagian dari semua dari
sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Semua enzim, zat
pembawa dalam darah, matriks, intraseluler dan sebagian besar hormone tersusun
atas protein. Dalam membentuk protein jaringan dibutuhkan sejumlah asam amino
dan tergantung pada macam asam amino sesuai dengan jaringan yang akan dibentuk.
Asam amino ini didapat dari makanan sesudah diserap melalui darah dan sebagian
disintesa dalam tubuh atau merupakan hasil katabolisme atau perombakan dari
protein jaringan yang sudah rusak ( Auliana, R. 1999 ). Protein mempunyai
fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun
serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.
Untuk
menentukan kualitas protein suatu pangan dapat dilihat dari seberapa banyak
protein tersebut dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Suatu protein yang mudah
dicerna menunjukan bahwa jumlah asam amino yang dapat diserap dan digunakan
tubuh, karena sebagian besar akan dibuang oleh tubuh bersama feses ( Muchtadi,
1989 ). Oleh sebab itu perlu diadakan analisis lebih lanjut mengenai daya cerna
protein dari suatu bahan pangan. Pengukuran daya cerna protein ini menggunakan
tikus, karena diasumsikan bahwa tikus putih memiliki kesamaan fisiologis dengan
manusia. Dalam praktikum ini, ransum sumber protein yang diberikan kepada tikus
adalah ransum rebon, tempe, casein, dan ransum non protein.
Evaluasi
Nilai Gizi Protein in vivo dilakukan
dengan cara biologis pada hewan uji (tikus putih, mencit, ayam dan manusia).
Parameter nilai gizi protein yang dihitung secara in vivo adalah nisbah
efisiensi protein, nisbi protein akhir, pemanfaatan protein bersih, nilai
protein akhir, nisbi protein akhir dan nilai biologis protein.
Evaluasi menggunakan
Tikus Percobaan. Terdapat lima macam “Basic Stock” tikus putih ( Albino Normay
rat, Rattus Norvegicus ) yang biasa digunakan sebagai hewan percobaan di
laboratorium, yaitu Long evans, Osborne Mendel, Shermen, Sprague Dewley dan
Wistar.
Beberapa
sifat karakteristik tikus percobaan adalah:
1. Noctural, berarti aktif pada
malam hari, tidur pada siang hari
2. Tidak mempunyai kantung empedu
( gall bladder )
3. Tidak dapat mengeluarkan isi
perutnya ( muntah )
4. Tidak pernah berhenti tumbuh,
walaupun kecepatannya menurun setelah berumur 100 hari
Zat – zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tikus hampir sama dengan manusia, yaitu karbohidrat yang terdiri
dari pati, gula, dan selulosa. Lemak esensial ( terutama linoleat dan linolenat
karena karbohidrat dapat disintesis dalam tubuhnya dari linoleat ). Bila
kekurangan asam lemak esensial kulitnya bersisik, pertumbuhannya terhambat dan
pada kasus berat dapat menimbulkan kematian ( Muchtadi.1989 ).
Protein asam
amino esensial bagi tikus ada 10 macam, yaitu: lisin, histidin, triptofan,
fenilalanin, leusin, isoleusin, treonin, methionin, valin dan arginin. Arginin
sesungguhnya dapat disintesis dalam tubuh tikus, tetapi hanya cukup untuk
pemeliharaan dan tidak cukup untuk pertumbuhan maksimum. Mineral atau elemen
organik, terdiri dari makro elemen kalsium, fosfor, magnesium, kalium, natrium,
chlor dan belerang. Sedangkan mikro elemen terdiri dari besi, tembaga, kobalt,
mangan, selenium, iod, seng dan molibdenum (Muchtadi.1989).
Kandang
tikus harus berlokasi pada tempat yang bebas dari suara ribut, dan terjaga dari
asap industri atau polutan lainnya. Suhu optimum ruangan untuk tikus adalah 22
– 240 C dan kelembaban udara 50 – 60 %, dengan ventilasi yang cukup ( jangan
ada jendela terbuka ). Cahaya harus diusahakan agar terdapat keadaan 12 jam
gelap dan 12 jam terang (di daerah tropis seperti di Indonesia, hal ini tidak
merupakan masalah). Ukuran kandang yang standar adalah 7×9, 5×7 inci, yaitu
untuk 1 ekor tikus. Kandang harus terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
Tempat makanan harus dibuat cukup besar untuk “ad litum feeding”. Demikian juga
tempat minum, harus mudah dicapai oleh tikus; botol tempat air minum harus
dibersihkan setiap 1 minggu sekali ( Muchtadi.1989 ).
Dalam
penggunaan tikus sebagai hewan percobaan, harus diperhatikan penanganannya,
tikus tidak boleh ditangani dengan meggunakan alat, artinya harus dipegang
dengan tangan dan jangan dipegang dengan ekornya. Tikus harus dipegang dengan
cara menempatkan telapak tangan pada punggungnya, ibu jari serta telapak tangan
untuk memegang kaki – kaki depan dibawah lehernya ( Muchtadi. 1989 ).
Umumya yang
digunakan adalah tikus – tikus yang baru disapih (umur ± 21 hari ). Sebelum
percobaan dimulai harus dilakukan masa adaptasi selama 4 – 5 hari untuk
membiaskan tikus pada lingkungan laboratorium. Selain itu, pada masa adaptasi
ini dapat digunakan pengamatan apakah tikus dapat terus digunakan dalam
percobaan ( tidak sakit ) ( Muchtadi. 1989 ).
Pada masa adaptasi
ini biasanya diberikan “ semi syntetic diet “ atau ransum yang digunakan
sebagai kontrol, yaitu kasein atau laktalbumin sebagai sumber proteinnya,
dicampur dengan bahan – bahan lain (karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral).Bahan – bahan makanan tersebut hanya boleh dicampurkan apabila akan
digunakan dan untuk menjaga agar tidak terjadi perubahan akibat pengaruh fisik,
kimia atau mikrobiologis. Sebaiknya bahan –bahan tersebut disimpan pada suhu 4o
C didalam refrigerator (Muchtadi.1989).
·
Penentuan PER ( Protein Efficiency Ratio ) dan NPR ( Net Protein
Ratio )
PER yang
dikembangkan oleh Osborne, Mendel, dan Ferry pada tahun 1919 adalah prosedur
evaluasi nilai gizi protein yang paling banyak digunakan. Bahkan juga telah
diterima sebagai metode resmi FDA ( Food and Drug Administration, USA ) dalam
penentuan mutu protein untuk tujuan “Nutrition Labelling”. Prosedur yang
digunakan untuk penetuan PER adalah metode yang terdapat dalam AOAC ( 1984 ).
PER adalah suatu pengujian 28 hari
dengan kasein ANRC ( Animal Nutrition Research Council ) sebagai protein
reverensi. Berat tikus dan konsumsi ransum harus diukur secara berkala (
umumnya berat badan tikus tiap 2 hari, sedangkan konsumsi ransum diukur tiap
hari ). Tikus harus diberi kandang masing – masing ( 1 ekor dalam 1 kandang )
dan diberi ransum serta air minum ad libitum yang berarti tikus – tikus
tersebut diberi keleluasaan kapan saja mereka mau makan dan minum serta
jumlahnya tidak dibatasi.
Perhitungan PER dilakukan dengan
menggunakan rumus :
Þ
Pertambahan Jumlah BB
Þ
Jumlah Protein yang Dikonsumsi
Prosedur PER yang ditetapkan oleh AOAC
ini mempunyai beberapa masalah, antara lain adalah komposisi ransum. Dimana hal
ini banyak dimodifikasi disesuaikan dengan ketersediaan bahan – bahan ditempat
si peneliti. Telah diteliti bahwa yang paling berpengaruh terhadap nilai PER
adalah kadar protein dalam ransum. Oleh karena keseragaman ditetapkan bahwa
kadar protein ransum adalah 100 %.
NPR ( Net Protein Ratio ) dikembangkan
oleh Bender dan Doel pada tahun 1957 dengan tujuan untuk memecahkan masalah –
masalah teoritis yang terdapat pada PER. Dalam penentuan NPR, baik ransum
maupun persyaratan tikus yang digunakan sama dengan yang terdapat pada
penentuan PER. Bedanya adalah pada NPR ditambahkan 1 grup tikus yang diberi
ransum non protein dan percobaan hanya dilakukan selama 10 hari.
Þ
NPR dihitung
dengan menggunakan rumus :
Konsumsi
protein uji
Penurunan
berat dihitung sebagai angka rata – rata penurunan berat badan dari grup tikus
yang menerima ransum non protein. NPR dihitung untuk tiap – tiap ekor tikus dan
nilai rata – ratanya dihitung untuk tiap grup. Selanjutnya nilai NPR rata –
rata tersebut dinyatakan sebagai persentase dari nilai NPR kasein sebagai grup
kontrol.
1.
Analisa
protein dengan secara in vitro
Analisa protein
secara in vitro dilakukan secara kimiawi, mikrobiologis dan enzimatis. Analisis
kimia dilakukan untuk mengetahui kadar protein, dan komposisi asam amino
esensial (skor kimia). Analisis biokimia dilakukan untuk mengukur ketersediaan
lisin, daya cerna, nisbah efesiensi protein (PER). Nilai kimia protein pangan
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
Daya
cerna protein menentukan mutu protein karena menunjukan kemudahan protein untuk
dihidrolisis menjadi asam amino pembentuknya. Daya cerna dapat dinilai secara
in vitro dengan mnggunakan berbagai jenis enzim, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
LEMAK
A.
Lemak
Lemak merupakan Salah satu senyawa organik
golongan ester yang banyak terdapat dalam tumbuhan, hewan, atau manusia dan
sangat berguna bagi kehidupan manusia Lemak yang pada suhu kamar berbentuk cair
disebut minyak, sedangkan
istilah lemak biasanya digunakan untuk yang
berwujud padat. Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak dari
tumbuhan. Beberapa contoh lemak dan minyak adalah lemak sapi, minyak kelapa,
minyak jagung, dan minyak ikan.
B.
Jalur
pengangkut lemak dalam darah
Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui
jalur eksogen dan jalur endogen.
1. Jalur eksogen
Trigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan
dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut
Kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Kemudian
trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein
lipase, sehingga terbentuk asam lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak
bebas akan menembus jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi
trigliserida kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol bebas.
Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi
asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti detergen
& membantu proses penyerapan lemak dari makanan. Sebagian lagi dari
kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme menjadi asam
empedu kemudian organ hati akan mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh
lainnya melalui jalur endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang
lemaknya telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol juga
dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut HMG Koenzim-A
Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran darah.
2. Jalur endogen
Pembentukan trigliserida dalam hati akan meningkat apabila
makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang berlebihan. Hati mengubah
karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian membentuk trigliserida, trigliserida
ini dibawa melalui aliran darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein
(VLDL). VLDL kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi
IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui serangkaian proses
akan berubah menjadi LDL (Low Density Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol.
Kira-kira ¾ dari kolesterol total dalam plasma normal manusia mengandung
partikel LDL. LDL ini bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh. Kolesterol
yang tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana pertama-tama akan
berikatan dengan HDL High Density Lipoprotein). HDL bertugas membuang kelebihan
kolesterol dari dalam tubuh. Itulah sebab munculnya istilah LDL-Kolesterol
disebut lemak “jahat” dan HDL-Kolesterol disebut lemak “baik”. Sehingga rasio
keduanya harus seimbang.
Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal dari makanan)
dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL membawa lemak dari hati dan
mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. LDL yang berasal dari pemecahan IDL
(sebelumnya berbentuk VLDL) merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel
tubuh. HDL membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang.
C.
Jenis-Jenis
Lemak
·
Saturated
Fat (Lemak Jenuh)
Lemak jenuh berpotensi meningkatkan
kadar kolesterol darah, terutama LDL. Tidak disarankan mengonsumsi lemak jahat
ini berlebihan. Lemak jenuh ditemukan pada daging merah,
keju, mentega, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Sebagian besar lemak
jenuh cenderung memadat jika diletakkan pada suhu kamar, kecuali beberapa jenis
minyak tropis.
·
Kolesterol
Kolesterol
merupakan lemak jahat bila terlalu banyak di tubuh. Kolesterol dapat mengerak
di pembuluh darah yang dapat meningkatkan risiko jantung koroner. Makanan dari
sumber hewani banyak mengandung lemak ini. Seperti lobster, udang, hati, telur,
daging, dan produk susu.
Kolesterol
diperlukan oleh tubuh antara lain untuk: (a) sintesis asam/garam empedu yang
diperlukan untuk proses pencernaan lemak atau minyak, (b) sintesis vitamin D
dan hormon steroid, (c) sebagai komponen
membran sel.
·
Trans
Fatty Acids (Asam Lemak Trans)
Asam
lemak trans adalah lemak tak sehat yang merupakan lemak sintesis dari
pengolahan makanan untuk meningkatkan keawetan. Lemak ini dapat meningkatkan
kolesterol dalam darah. Sebaiknya hindari makanan seperti snack, gorengan,
margarine, dan minyak-minyak sayur tertentu untuk menghindari lemak trans.
Asam lemak trans dibentuk jika minyak
nabati dihidrogenasi untuk mengubahnya dari cair menjadi semi padat agar lebih
menyerupai lemak hewani sehingga penerimaan konsumen meningkat dan juga untuk menurunkan
kerentanan teroksidasi. Asam elaidat, asam lemak trans C18 dengan satu ikatan
rangkap pada C9 (9 trans-18:1), dan isomernya merupakan asam lemak trans
terbanyak pada produk pangan.
Beberapa hal yang menjadi bahan
pertimbangan dalam mengevaluasi nilai biologis lemak suatu bahan pangan, antara
lain:
1. kandungan
asam lemak esensial yang dapat dimanfaatkan tubuh
2. potensinya
memperbaiki profil lipid darah
3. potensi
aterogeniknya (pemicu terjadinya aterosklerosis
·
Polyunsaturated
Fat (Lemak Tak Jenuh Ganda)
Lemak ini membantu menurunkan total
kolesterol dalam darah, terutama LDL. Jika ingin mengonsumsi lemak ini, bisa
ditemukan pada ikan, seafood, minyak safflower (carthamus
tinctorius), dan minyak sun flower.
·
Monounsaturated
Fat (Lemak Tak Jenuh Tunggal)
Lemak ini membantu mengurangi
keberadaan lemak jahat dalam darah, seperti kolesterol. Dengan mengonsumsi
lemak ini, kadar HDL akan naik dan LDL turun. Sehingga, baik untuk dikonsumsi
demi kesehatan. Jenis makanan yang mengandung lemak ini adalah minyak zaitun,
minyak canola peanut oil, daging, ikan, unggas, dan alpukat.
·
Asam
lemak esensial
Asam lemak esensial adalah asam lemak
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga diperlukan asupan dari luar
(pangan/suplemen). Yang termasuk dalam asam lemak esensial adalah asam linoleat
(LA) dan asam linolenat (LNA). Asam-asam lemak tidak jenuh tersebut disebut
esensial karena diperlukan untuk mencegah beberapa abnormalitas pada kulit
serta dalam pertumbuhan dan reproduksi.
Asam lemak esensial diperlukan untuk memelihara permeabilitas dan
fragilitas kapiler yang normal pada tikus. Pengurangan asam lemak esensial
dalam ransum menyebabkan perubahan morfologis dan metabolis pada banyak organ
dari berbagai jenis hewan.
·
Asam
lemak omega
Asam lemak omega adalah asam lemak
tidak jenuh atau asam lemak yang memiliki ikatan rangkap. kadangkala diganti dengan simbol ’N”. Berdasarkan
posisi ikatan rangkap pertama yang dihitung dari ujung metil (-CH3), maka asam
lemak omega dikelompokkan menjadi :
o
asam lemak omega 3, jika ikatan rangkap berada pada atom C no.3 dari ujung
metil
o
asam lemak omega 6, jika ikatan rangkap berada pada atom C no.6 dari ujung
metil
o
asam lemak omega 3, jika ikatan rangkap berada pada atom C no.9 dari ujung
metal
D.
Metode
Evaluasi Gizi Lemak
Parameter
yang digunakan untuk mengevaluasi nilai biologis lemak, antara lain:
1. Bilangan
peroksida
Pengukuran
angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan
hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan
peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami
oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan selalu berarti menunjukkan
kondisi oksidasi yang masih dini. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju
pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya
menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan
bereaksi dengan zat lain.
Bilangan peroksida
dinyatakan dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
2. Bilangan
TBA
Asam 2-tiobarbiturat (TBA) bereaksi
dengan malonaldehid membentuk warna merah.
Malonaldehid adalah produk degradasi lipid teroksidasi. Pengukuran TBA sering digunakan indicator
kerusakan lanjut dari oksidasi lemak atau minyak. Perhitungan TBA dalam sampel
minyak/lemak dapat ditentukan dengan metode AOCS
method cd 19-90 dan metode Tarladgis (1960).
·
Rumus
perhitungan Bilangan TBA dengan Metode AOCS
method cd 19-90 :
C
= Konsentrasi malonaldehis (
B
= Absorbansi sampel dikurangi absorbansi blanko
W = Berat sampel (g)
·
Rumus
perhitungan Bilangan TBA dengan Metode Tarladgis (1960)
TBA = Jumlah malonaldehid 9g0 per
kilogram sampel
A = Absorbansi.
3.
Bilangan iod
Bilangan iod
menggambarkan derjat ketidakjenuhan lemak/minyak. Asam-asam lemak tidak jenuh
pada minyak/lemak mempunyai kemampuan mengabsorpsi sejumlah iod, terutama bila
dibantu dengan suatu ’carrier’ seperti iodin klorida atau iodin bromida,
membentuk suatu senyawa yang jenuh. Jumlah iod yang diabsorpsi menunjukkan ketidak-jenuhan
lemak/minyak.
Bilangan iod = jumlah garam
iodium yang mengadisi 1009 lipid
Vb=
Volume titrasi blanko
Vs = Volume titrasi sampel
N = Normalitas
W = Berat sampel (g)
4.
Kadar
asam lemak trans dan asam lemak esensial
Asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP) Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan
energi dari makanan. Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik
karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Posisi ikatan
ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda
semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak
esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya.
Essential Fatty Acid (EFA) atau sering
disebut asam lemak esensial, merupakan lemak penting yang dibutuhkan oleh tubuh
yang harus diperoleh dari makanan. Istilah ini mengacu pada jenis asam lemak
yang dibutuhkan dalam proses biologis dan bukan yang hanya berfungsi sebagai
bahan bakar.
3. Profil
lipid darah (total kolesterol, trigliserida, HDL, LDL)
Lipid darah
meliputi kadar trigliserida (TG), kadar total kolesterol (TK), kadar HDL dan
kadar LDL. Kadar TG, TK dan HDL pada plasma/serum dapat diukur dengan
menggunakan kit reagen komersial. Kit komersial berisi sejumlah enzim-enzim
spesifik yang mengubah substrat menjadi kromofor, sehingga kadarnya dapat
diukur dengan spektrofotometri.
Kadar
kolesterol total diukur dengan metode CHOD-PAP dan menggunakan pereaksi kit.
Kolesterol diukur setelah dihidrolisis dan dioksidasi secara enzimatis.
Kolesterol ester + H2O kolesterol esterase kolesterol + asam lemak kolesterol +
O2 kolesterol oksidase kolesten-3-one + H2O2. 2 H2O2 + fenol+ 4-aminoantipyrine
peroksidase quinoneimine + 4 H2O.
Trigliserida
ditentukan setelah hidrolisis enzimatis dengan lipase. Trigliserida + H2O
lipase gliserol + asam lemak Gliserol + ATP gliserol kinase gliserol-3-fosfat +
ADP Gliserol-3-fosfat + O2 gliserol-3-fosfat oksidase dihidroksiaseton fosfat +
H2O2 2H2O2 + 4-aminofenazon + 4.
Pengukuran
HDL dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan presipitasi terhadap lipoprotein
densitas rendah (LDL dan VLDL) dan kilomikron. Presipitasi dilakukan dengan
penambahan asam fosfotungstat dan kehadiran ion magnesium (MgCl2). Setelah
sentrifugasi, HDL dalam supernatan diukur menggunakan pereaksi kit yang sama
dengan pengukuran total kolesterol (CHOD-PAP).
Teknik yang
paling banyak digunakan oleh laboraturium klinik untuk mengukur kadar LDL
pasien yaitu dengan menggunakan formula Friedewald sebagai berikut:
Kadar LDL = Total kolesterol – HDL – TG/5 diasumsikan bahwa
TG/5 merupakan kadar VLDL. Perhitungan Indeks Aterogenik (IA) Indeks
aterogenik mengindikasikan besarnya potensi terjadinya aterosklerosis. Rumus
Indeks Aterogenik (IA ) = Total kolesterol – HDL HDL.
6. Kadar
TBARS menunjukkan tingkat oksidasi lemak
7. Pengujian
daya hipokolesterolemik in vitro
Sebelum
diperlakukan, hewan percobaan dibuat hiperkolesterolemia terlebih dahulu dengan
cara pemberian kolesterol dalam ransum dan dicekok PTU (Propil Tiourasil)
sebanyak 2 mg/kg BB/hari. Kondisi hiperkolesterolemia
juga dapat dicapai dengan pemberian asam kolat atau turunannya di dalam ransum
bersamaan dengan kolesterol (tanpa PTU). Pemantauan kadar kolesterol serum
dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung ekor tikus. Setelah kondisi
hiperkolesterolemia tercapai, hewan percobaan dikelompokkan untuk diberi
perlakuan. Pemberian perlakuan (sampel uji) dilakukan hingga kadar kolesterol
serum salah satu kelompok mencapai nilai seperti semula atau normal yaitu
sekitar 60-70 mg/dL. Sebagai kelompok kontrol positif adalah kelompok
hiperkolesterolemia yang tidak diberi sampel uji. Di akhir perlakuan, tikus
dieutanasi untuk dianalisis profil lipida
darahnya menggunakan kit, yang meliputi kadar total kolesterol
(TK), High Density Lipoprotein (HDL),
dan trigliserida (TG), serta
penghitungan Low Density
Lipoprotein (LDL) dan indeks aterogenik (IA). Pengujian daya hipokolesterolemik
juga dapat dilakukan tanpa membuat kondisi hiperkolesterolemia terlebih dahulu.
Model pengujian seperti ini digunakan untuk mengeavaluasi kemampuan
hipokolesterolemik melalui kemampuan menahan penyerapan kolesterol. Dalam model
ini, sampel uji diberikan bersamaan dengan pemberian kolesterol, kemudian
dilakukan pengukuran kadar lipid darah selama perlakuan.
8. Pengujian
kapasitas pengikatan asam empedu atau kolesterol in vitro
Untuk
melihat adanya kapasitas pengikatan asam empedu atau kolesterol, maka sampel
uji diinkubasi bersamaan dengan sejumlah asam empedu atau kolesterol. Selama
inkubasi dilakukan penambahan enzim-enzim pencernaan (pepsin, tripsin,
pankreatin danlipase) sehingga menyerupai kondisi pencernaan. Di akhir proses
inkubasi, dilakukan sentrifugasi dan selanjutnya pengukuran kadar asam empedu
atau kolesterol pada bagian supernatan.
Rendahnya kadar asam empedu atau kolesterol pada supernatan menunjukkan
kemampuan sampel uji mengikat asam empedu atau kolesterol. Kadar asam empedu
atau kolesterol dapat diukur dengan menggunakan kit pereaksi. Sebagai kontrol untuk dapat digunakan
kolestiramin (pengikat asam empedu) dan serat oat (pengikat kolesterol).
9. Analisis
Kadar Kolesterol dengan metode Liebermann-Buchard
Ke
dalam tabung sentrifus 15 ml diisikan 12 ml campuran alkohol-eter, kemudian
dimasukkan 0.01 g sampel padat, diaduk perlahan sampai homogen. Tabung ditutup rapat dan dikocok kuat selama
1 menit dengan vortex. Tabung
disentrifugasi selama 3 menit dan supernatannya dipindahkan ke dalam gelas
piala ukuran 50 ml lalu diuapkan di atas penangas mendidih hingga kering. Residu kering ditambahkan kloroform 2-2,5 ml
dan dikocok perlahan agar larut. Ekstrak dipindahkan secara kuantitatif dan
ditepatkan menjadi 5 ml dengan kloroform.
Kemudian ditambahkan 2 ml asetat anhidrida dan 0.1 ml asam sulfat pekat,
dan dikocok. Tabung disimpan di ruang
gelap selama 15 menit dan diukur absorbansinya pada 420 nm.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,
Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Auliana,
R. 1999. Gizi dan Pengolahan Pangan. Yogyakarta : Adicita
Muchtadi,
D. 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan
Nasution,
Amini dan Damayanti Evy 2008..Ilmu Gizi Dasar: Institut Pertanian Bogor
Nutrition:
Science and Applications, 2nd edition, edited by L. A. Smaolin & M. B.
Grosvenor. Saunders College Publishing, 1997
Raharjo, S., 2006. Kerusakan Oksidatif pada Makanan. Gadjah Mada University
Press.
Yogyakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)